M. ANWAF : Saya ingin Sembuh dan Bersekolah Kembali

M. ANWAF : Saya ingin Sembuh dan Bersekolah Kembali

Foto Anwaf (6 tahun)
DENPASAR- Harun dan Halimah mungkin tidak pernah menyangka bahwa ujian terus menerus datang menimpa keluarga ini. Setelah selama 9 tahun merawat orangtua Halimah yang sakit kencing manis dan akhirnya Allah memanggil orangtua Halimah ke sisi-Nya. Tidak cukup disitu, namun biaya perawatan selama jangka waktu panjang tersebut meninggalkan beban hutang yang besar. Demi membayar hutang tersebut, Halimah menjadi TKW di Arab Saudi sejak tahun 2008. Harun, (suami Halimah-red) juga ikut ke Arab Saudi di tahun 2011. Selama di Arab Saudi, Harun dan Halimah tidak menyia-nyiakan untuk menjalani ibadah umroh dan haji. Di tahun 2012, Harun dan Halimah pulang ke Indonesia karena harus mempersiapkan Anwaf yang sudah mulai bersekolah SD.
Sebenarnya gejala sakit Anwaf sudah terlihat sejak usia 2 tahun. Ketika itu Anwaf pernah mengalami kejang dan harus opname di rumah sakit selama 8 hari. Saat itu, Halimah belum menjadi TKW di Arab Saudi sehingga dapat merawat Anwaf selama di rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit dan Halimah pergi ke Arab Saudi, di usia 4 tahun Anwaf mengalami kejang lagi. Mendengar kabar itu, Halimah sebenarnya ingin segera pulang ke Indonesia, namun majikannya di Arab Saudi melarangnya karena sudah terikat kontrak.
Akhirnya di akhir 2011, dengan biaya seadanya Harun datang ke Arab Saudi untuk menjemput Halimah. Tahun 2012, Harun dan Halimah baru bisa pulang ke Indonesia. Mereka akhirnya bisa berkumpul bersama-sama Anwaf di Desa Lenek Kecamatan Aikmel Lombok Timur. Beberapa kali, Anwaf sering mengeluh bahwa kepalanya pusing namun Halimah tidak pernah membawanya ke dokter dan hanya memberikan obat Bodrexin ke Anwaf.
Tahun 2013, Anwaf mulai bersekolah SD kelas 1. Ketika bulan Ramadhan (Juli 2013), tiba-tiba Anwaf pingsan di sekolahnya dan langsung dibawa ke RSU Selong Lombok.  Setelah 8 hari opname di RSU Selong, akhirnya Anwaf di pindahkan ke RSU Provinsi NTB di Mataram. Setelah menjalani CT Scan, ternyata terdapat cairan di kepala Anwaf dan harus dilakukan tindakan operasi. Harun dan Halimah-pun akhirnya menggadaikan sawah milik keluarganya demi biaya operasi tersebut.
Setelah dana tersedia, operasi langsung dilakukan di RSU Provinsi NTB. Cairan di ambil dari kepala Anwaf dan kemudian dimasukkan selang didalam kepalanya. Setelah operasi, Anwaf tidak kunjung sadar selama sebulan. Kemudian dokter menyarankan untuk dilakukan CT Scan kembali dan akhirnya ditemukan tumor di kepalanya. RSU Provinsi NTB merujuk Anwaf ke RSUP Sanglah Denpasar Bali.
Karena sadar bahwa biaya yang dibutuhkan sangat besar, barulah Harun dan Halimah mengurus Jamkesda. Setelah tiba di RSUP Sanglah dengan membawa Jamkesda, dokter yang menangani menyarankan untuk dilakukan MRI agar dapat mengetahui secara persis detail penyakit Anwaf. Dokter memindahkan ke RS Kasih Ibu untuk melakukan MRI karena di RSUP Sanglah belum ada alat MRI. Dengan biaya sisa gadai sawah milik keluarga, akhirnya dilakukanlah MRI di RS Kasih Ibu.
Hasil MRI menunjukkan bahwa Anwaf mengalami sakit Pineal Body Tumor, dan harus dilakukan tindakan operasi dalam kondisi duduk. Di RSUP Sanglah belum ada alat yang bisa melakukan tindakan operasi dalam kondisi duduk, sehingga rekomendasi dokter untuk dilakukan operasi di RS Kasih Ibu. Setelah di estimasi, operasi membutuhkan biaya sekitar 40-50 juta dan biaya obat pasca operasi sekitar 20 juta.

Saat ini, Anwaf ditemani Halimah menunggu terkumpulnya dana untuk dilakukan tindakan operasi. Sementara Harun meninggalkan mereka untuk bekerja sebagai pembuat batako di Bedugul dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.  (hd)



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 17.12 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar